Selasa, 26 Januari 2016

Sekarang


Selasa, 11 November 2014

Hari demi hari kulalui sendiri, dengan atau tanpa pesan singkat darinya. Aku mulai menjadi seperti dulu lagi. Saat dimana aku bisa menjalani semuanya sendirian, dengan atau tanpa lamunan. Aku mulai menghilangkan butir demi butir perasaan yang jatuh dan lenyap begitu saja yang datang dengan tiba-tiba. Semua perasaanku seakan menguap begitu saja ketika semua realita menunjukkan kebenaran yang pasti. Menjadikan delusiku selama ini hanyalah sebuah khayalan tingkat tinggi yang tak dapat kucapai sekalipun.
Sosokmu yang masih menjadi peran utama disetiap bunga tidurku dan jentikan jemari, maupun goresan tintaku. Aku masih ingat betul kenangan indah yang sempat kita ukir bersama. Dulu.. disetiap malam canda tawa renyah kita memecah keheningan, dalam kesunyian malam yang tak berujung dan taj bertepi. Menatap percakapan singkat kita diponsel. Mendengar senandungmu diujung telepon, pun setiap pertemuan singkat dan tatapan mata yang kita ciptakan. Mungkin selama ini kamu tidak pernah merasakan getaran hebat dalam dadaku setiap kali kita berpapasan. Kamu terlalu sibuk dengan sahabat dekatmu itu yang katamu kamu sangat sayangi itu. Ya, sahabat. Bukan aku saja, bahakan orang lain pun bilang begitu. Aku akui dulu, aku memnag cemburu padamu jika kamu melihatmu dengannya. Sakit, tapi ada perasaan yang beda dalam hatiku. Tapi sekarang.. perasaan itu seakan tenggelam dalam lautan air mata yang setiap malam kuteteskan entah untuk siapa.
Ya, aku tahu bahwa sahabatmu dan kamu tidak ada perasaan apa-apa. Tapi, ketika dia memanggil dengan sebutan yang kuanggap “sayang” itu cukup menggores luka tipis dihatiku. Entahlah, aku maish menjadi orang munafik didunia ini. Ada perasaan mengganjal yang membuatku bertanya-tanya. Apakah aku memang mencintaimu? Ataukah hanya ketertarikan sesaat saja? Meskipun berkali-kali kuungkapkan disetiap percakapan singkat kita di ponsel maupun disetiap goresan tinta yang pernah kau baca, mungkin kamu masih tidak akan mengerti. Iya, kamu memang tidak mengerti dan tidak mau mengerti tentang apa yang kurasakan selama ini. Terlebih disaat pesan singkatmu tak melayang diponselku. Terkadang tetes demi tetes rindu mengalir deras tanpa henti yang kemudian menggumpal dan berharap mencair denga sebuah pertemuan singkat. Meskipun aku selalu memandangmu dalam diam, memendam secuil perasaan, dan menyukaimu secara perlahan, mungkin kamu masih tidak tertarik denganku. Semua yang kau tulis dipesan singkatmu entah itu perhatian, kecupan berbentuk tulisan, atau apapun itu pasti semua hanyalah omong kosong belaka. Hanya janji-janji manismu. Ya, betul, kamu itu tukang pehape!! Tapi kamu tidak menyadari itu. Dasar tidak peka!!
Sekarang… aku mulai terbiasa dengan semua ini. Masalah yang kupendam, malam tanpa bintang, tanpa seseorang, keheningan dan kesunyian malam sekarang menjadi temanku lagi. Sekarang musim sudah berganti, usiamu sudah bertambah dewasa, dan sifatmu perlahan sudah mulai berubah. Aku pun begitu. Aku masih diberi kesempatan Tuhan untuk dapat menatapmu diam-diam dan mendengar desah suaramu dalam alunan, dan memandang tingkah lakumu dikeramaian. Aku syukuri itu. Sekarang.. aku sadar. Aku dan kamu tidak akan pernah menjadi kita. Sesuatu yang sulit tuk kupahami, yang masih menjadi misteri dikehidupanku selama ini. Biarkan waktu yang menjawab semua.
Setidaknya kamu sudah pernah membangkitkan inspirasi dan motivasiku dalam jentikan jemariku ini, Tuan.
Oh ya, satu lagi. Sepertinya aku sudah tidak berharap denganmu lagi. :p
Ketika semua berubah
Ketika musim mulai berganti
Ketika realita menunjukkan kebenaran
Dimalam yang tak berbintang ini,
Aku hanya ingin kamu mengerti bahwa..
Sekarang aku menjadi seperti dulu lagi…

Jumat, 22 Januari 2016

Memories of Yogyakarta


Minggu, 15 November 2015

Sabtu, malam minggu, 14 November 2015 gue sama khos udah prepare beli bekal buat seharian besok. Setelah dari Indomaret beli ini itu, kita pergi ke SMA. Disana gue ketemu sama Dhion, Khos ketemu Raka. Ngobrol blab la blab la… dan ada satu kejadian yang bikin gue agak kesel sama Dhion. Tapi mo gimana lagi… yasudahlah…

Jam 9an gue sama khos pulang. Sampe rumah, gue gabisa tidur, karena tadi siang gue udah tidur. Malem-malem gue nonton film “Life of Pi”, tapi gue masih belum ngantuk, plus gue takut kalo tidur ntar malah gabisa bangun. Akhirnya gue putusin buat tidur jam 11an kalo gasalah. Sebelum tidur gue pasang alarm 5 kali dengan selisih waktu 5 menit.

Kira-kira jam setengah dua, gue dibangunin tante gue. Mandi, ganti baju, pamitan, dan akhirnya cuss pergi ke SMA. Sesampainya disana, ternyata cewe yang baru datang cuma gue. Menunggu cukup lama, akhirnya busnya dating dan kita capcus otw Yogyakarta. Kurang lebih jam 3 kita berangkat. Disepanjang perjalanan, gue gamau nyia-nyiain momen bersejarah ini. Rasanya gue sia-sia aja kalo pergi jauh cuma untuk tidur. Gue sama khos duduk dibangku nomor 5 dari depan. Dengan mengucap Bismillah, perjalanan menuju Yogyakarta bersama keluarga besar PASSUS’39 pun dimulai…

Kekaguman mulai gue rasakan waktu memasuki daerah Semarang. Dimana perbukitan dan tebing berkolaborasi dengan perumahan elite dan gunung dengan puncak yang berawan menambah lukisan menarik pagi hari di Semarang. Sorotan mentari dari kaca jendela melebur menjadi satu dengan warna biru langit yang memanjakan mata. Melalui tol Bawean dan tol Tembalang dengan lalu lalang kendaraan serta pemandangan yang membahagiakan gue pagi itu. Didalem bis, kepala gue agak pusing-pusing gimana gitu. Sebisa mugkin gak gue rasain, gue mencoba enjoy. Hal yang gue rasakan ternyata dirasain juga sama khos. Waktu mampir SPBU, dia muntah-muntah, akhirnya gue beliin antimo. Dia minum, gue juga minum, buat jaga2 aja.
Akhirnya perjalanan nyaman pun gue rasakan dengan teman-teman tercinta.

Waktu gak terasa udah sampe di Klaten. Gue yang gatau daerah mana aja yang gue lewati, hanya bisa memandang dan menikmati perjalanan gue ke kota yang sangat gue sukai itu. Akhirnya bus Rimba Raya kita mulai  memasuki daerah Yogyakarta. Terlihat dengan rumah-rumah yang berjualan batu alam Yogyakarta. Melewati Candi Prambanan juga yang Alhamdulillah gue udah pernah kesana. Oh iya, waktu itu kan awalnya gue satu bangku sama Khos, tapi gara2 ada bangku yang kosong akhirnya gue tempatin aja. Dan bangku yang dibelakang gue itu ada Krisna. Waktu diperjalanan, gue pengen banget ngomong sama dia kya dulu lagi. Tapi gatau kenapa susah banget buat ngelakuin itu. Belum sempat ngomong sepatah kata pun.

Tujuan pertama kita yaitu ke Goa Pindul, yang katanya dan kelihatannya bagus gitu. Perjalanan ke Goa Pindul ternyata menanjak, menuju bukit, dan lebih tepatnya daerah Gunung Kidul. Jalan yang berkelok-kelok membuat mata gue pusing. Tapi… ada satu hal yang gak akan pernah gue lupakan waktu perjalanan ke goa pindul.

Daerah perbukitan yang indah membuat mata gue memandang lama kearah jendela. Bagus. Indah. Luar biasa. Super sekali! Setelah gue telusuri lebih jauh pemandangan yang menurut gue gak asing itu, ternyata pemandangan itu adalah pemandangan yang pernah gue lihat di google. Yaitu tempat yang pengen banget gue datengin. Yups, betul sekali. Bukit Bintang Jogja. Terbukti dengan restoran di pinggir jalan dengan embel-embel bukit bintang. Bola mata gue juga tidak asing dengan pemandangan itu. Dari atas terlihat kota Jogja dengan beberapa bukit diantaranya. Bahagia yang gue rasakan waktu itu. Bahagia banget.

Pas dirumah, udah lama banget sihh. Waktu gue buka-buka hape, gue nemu video pas OTW ke Goa Pindul. Gue baru inget kalo waktu itu memori card gue dipindah kehapenya Khos yang waktu itu buat video gitu. Yaudah gue puter trus gue screenshoot. Terlihat bukit kecil dan pemandangan kota dari atas. Suasananya siang ketutupan pohon-pohon juga, jadi agak gak keliatan trus fotonya agak ngeblur. Tapi seenggaknya gue dapet kenangan dari Bukit Bintang Jogja.

Ditengah perjalanan, kita ketemu sama acara budaya disana. Kebetulan banget pas lagi dijalan gitu. Namanya kalo gasalah Gelar Budaya. Jadi ada arak-arakan dari setiap dukuh disana. Dari yang kecil sampe sepuh ikut semua. Ada gunungan juga, kya kentang, wortel, terong, tomat, pete dan hasil bumi lain sebagai tanda syukur. Lumayan dapet hiburan dikit. (Maaf, fotonya yang acara budaya kehapus :D) Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 7jam gara-gara keseringan mampir SPBU, akhirnya tibalah kita semua di Goa Pindul. Difoto sih kayaknya bagus wow banget gitu. Dan ternyata… biasa aja -_-

Turun dari bus, kita foto-foto dulu. Habis itu menuju ke goa pindul. Tapi sebelum itu make pelampung dulu. Kita pergi naek kol brondol gitu, jaraknya deket banget kok. Trus habis itu turun ngambil ban. Goa pindul dengan goa sepanjang kurang lebih 800 m yang didalamnya mengalir air. Kita menyusuri pake ban  yang kita tempuh kurang lebih setengah jam, gak nyampe sejam ternyata. Dengan dipandu beberapa tour guide buat ngejelasin itu batu apa, sejarahnya gimana, dan inilah itulah. Sementara gue dan khos dengan kepala yang masih pusing, menyusuri goa dengan perasaan yang tidak menyenangkan. Gue tau kalo Khos kaya ada beban gitu, sebenernya gue juga sihh. 

Akhirnya gue menyusuri goa pindul, yang disebut sebagai sungai bawah tanah, dengan kepala pusing dan perasaan yang tertekan. Gelap didalem, tapi akhirnya selese. Kita udah dimulut goa. Pas  mau keluar dari ban, gue dijeburin sama guidenya. Kamvret!! Mana dalem banget lagi, untung gue pake pelampung, kalo nggak udah ngambang kali gue. Sumveh!! Dalem banget kedalamannya padahal itu udah dipinggiran gitu. Gue teriak-teriak gajelas sambil pegangan bannya Khos yang masih selamet. Alhamdulillah gue masih hidup.

Setelah dari goa pindul, kita masih akan mengambang diatas sungai yang disebut refting apalah gitu. Katanya sih arusnya deras, kaya arung jeram. Wuih gue kira airnya bakal nyiprat kemana-kemana, yang gue bayangin disana ada banyak batu-batu besar yang membuat arusnya deras dan gue seru-seruan sambil teriak-teriak gajelas gitu. Ternyata ekspetasi berrbanding terbalik dengan kenyataan. Arusnya tenang. Tenang banget malah. Kaya selokan dipinggir jalan yang arah sekolah gue. Arusnya tenang, kya gak ngalir malah. Gue Cuma bisa pegangan tali ban sama khos sambil pura-pura menikmati indahnya arung jeram ini. Panjang sungainya kurang lebih 1 km. ditengahnya emang ada air terjun sih, tapi gak deres-deres banget terjunnya. Wedding Waterfall namanya. Bener gaksih?? Air terjun pengantin kan?? :D

Oh iya, sebelum itu, waktu belum ada setengah perjalanan, yang cowo-cowo pada berenang tuh, nah Dani nitip sandal karet yang disewa tadi dititipin kegue. Awalnya dua-duanya masih ada dipangkuan gue. Baru bentar gue cari lagi sendalnya eh yang satu udah kagak ada. Yaudah tinggal satu masih ada dipangkuan gue. Karena gue kecapean dan ngambang terus diatas kali yang gajelas gitu, akhirnya gue tiduran dengan posisi yang enak banget. Sampe pada akhirnya sandal yang satunya ilang. Hehe :D
Udah 1 km, berarti udah selese perjalanan gue diatas ban dengan panas matahari sambil terombang ambing diatas derasnya air sungai :3 dan dengan penyesalan karena gue waktu itu make kaos kelas baru gue yang gue korbanin buat basah-basahan diair yang rasanya gaenak itu.

Kita kembali ke bus ngambil pakaian trus ganti baju. Lalu kita lunch together. Udah selese, kita foto-foto dengan background tebing batu gitu. Seneng banget rasanya.

Kurang lebih jam 4an kita otw ke objek wisata yang kedua sekaligus terakhir. Malioboro.
Perjalanan ke malioboro, kita kan turun bukit lagi tuh. Gue gak mau sia-siain kesempatan kedua gue buat memandang, menikmati, merekam dan memotret setiap jengkal dari bukit bintang dengan bola mata gue dan gue simpan dimemori otak gue. Gak sia-sia banget lah gue ke Yogyakarta. Ketika tempat harapan yang pengen banget gue datengin ternyata udah gue rasain. Sore itu dengan langit berawan, nampak sedikit kabut menyebar dipenjuru kota Yogyakrta. Mendung diujung pemandangan yang gue lihat membuat gradasi senja yang indah. Bukit diantara kota Yogyakarta masih terlihat jelas ingin kupandangai. Kanan dan kiri jalan yang tak lepas dari pandangan gue, membuat gue benci kalo harus ninggalin tempat seindah itu.

Sampe di Malioboro jam 5an. Disana kita diberi waktu sampe jam 8 buat keliling. Alhamdulillah di Malioboro kali ini kepala gue udah nggak pusing. Tadi udah planning sama khos buat beli buku dulu trus beli oleh-oleh. Awalnya kita jalan kaki ke toko buku. Tapi lihat sikon yang jalannya agak jauh, gue sama khos naik becak. Seru! Menikmati suasana malioboro disore hari dengan kayuhan becak. Tempat toko buku yang kita tuju dekat dengan Taman Pintar. Keliling bentar, akhirnya dapet bukunya. 

Trus pergi lagi ke daerah pusat oleh-oleh gitu. Di perjalanan, kita kan nglewatin Malioboro tuh. Terlihat jelas banget dimata gue. Parkiran bus, pedagang kaki lima dipinggir jalan, sebelah kanan ada Monument Serangan Umum Sebelas Maret yang kita jalan menyusuri jalannya akan sampe di pasar Malioboro. Di sebelah kiri gedung dan toko-toko, waktu belok kanan, dipojokan lampu lantas ada gedung Bank BNI dengan arsitekur jaman Belanda dengan cat warna putih yang menambah kesan gedung tua di Yogyakarta. Serta lalu lalang kendaraan yang menambah suasana di Malioboro semakin lengkap.

Waktu kita jalan lurus kedepan, melewati pendopo atau alun-alun Yogyakarta yang ditengahnya ada dua pohon beringin yang katanya kalo mata kita ditutup dan berhasil melewati dua pohon beringin itu maka impian kita akan terkabul. Lalu dengan latar Keraton Yogyakarta yang sangat khas sekali dengan budaya Jawa yang sangat kental itu, tidak lupa Masjid Agung disebelah kiri dengan tempat yang agak terpencil, dan pohon beringin disepanjang jalanan yang sepi disenja kala itu. 

Ini juga ada video yang gue screenshoot. Lo liat disebelah kanan kya ada besi trus puncaknya ada lingkaran? Nah itu bagian dari becak, gue lagi naik becak itu. Foto itu ada kya tugu dijalanan apalah, pokoknya khas Jogja banget deh. Itu ceritanya OTW ke tempat oleh-oleh.





Nah, kalo foto yang ini pas udah mo sampe ke tempat oleh-oleh. Gue ngambil foto yang pas. Kanan kiri jalan itu adalah toko oleh-oleh khas Jogja.

Sampe ditempatnya, niatnya beli baju Dagadu buat tante tapi mahal. Yaudah buat gue aja dan khos juga beli buat dia doang. Kita nemu baju dengan desain yang sama akhirnya baju kita couple lagi. Trus kita ketemu temen-temen yang lain. Langit udah mulai gelap, kita akhirnya pergi ke Malioboro. Waktu OTW ke Malioboro, suasana tambah menyenangkan dan ngebuat gue bahagia. Alun-alun Yogyakarta dengan kerlipan lampu kota dan dimeriahkan dengan lampu kendaraan. Dan beberapa bintang di langit Yogyakarta.

Itu jalan raya, sebelah kanan adalah alun-alun Yogyakarta yang gelap, sedangkan yang kiri gelap banget itu.. gue lupa, tapi gaada lampunya. Keren kan?


Ini tugu tadi yang lo liat pas sore hari.
Tapi sebelum itu kita berhenti dipinggir jalan buat foto-foto asik gitu. 
Trus gue sama khos cuss berdua pergi ke Malioboro. Masih sama kya dulu yang pernah gue datengin beberapa tahun lalu. Tapi ada konstruksi jalan yang membuat pemandangan terlihat mengganggu jalan. Didepan monument masih ada karakter seperti masha, Iron man, ada penjual kacamata, batu akik, ada orang pacaran juga. 

Sesampainya di Malioboro cuss gue beli buat nenek gue dulu, yaitu jenang klobot. Habis itu dodol, dan permen tape. Trus beli pakaian buat adik-adik gue. Sambil muter-muter diantara kerumunan orang banyak itu capek banget. Udah beli baju trus aku beli miniature sepeda buat nanda. Khos beli gantungan. Udah, trus habis itu mo makan, tapi gue mo nemuin Khos sama Raka yang ada masalah, dengan jalan Raka sama Krisna biar ntar gue bisa ngomong-ngomong sama Krisna (lagi). Waktu duduk di taman tengah jalan yang ada jamnya, sambil cari angin, kita dihibur pengamen jalanan. Habis itu ada mbak-mbak seumuran kita yang tanya alun-alun Yogyakarta. Cewenya tomboy, gapake kerudung, bertopi, putih, orangnya kya mudah bergaul. Dia sama temen-temen yang lain, orang Purwodadi tapi tinggal di Jakarta. Makanya pas gua tanya pake bahasa Indonesia jawabnya pake bahasa Jawa, tapi logatnya kaya orang kota gitu. Akhirnya dapet kenalan meski gatau namanya.

Gue sama Khos akhirnya makan bakso. Raka gue suruh nunggu didepan monument. Setelah itu cuss pergi ketemu trus duduk dibawah pohon. Baru aja gue duduk ngambil napas, eh malah si Lala, Rered, sama Aya dateng. Yaudah gagal rencana gue. Maksud gue baik ya biar si Khos sama Raka bisa balikan dan gue sama Krisna bisa komunikasi lagi. Tapi… Parah!! Gue kurang apasih??? Kenapa selalu ada halangan?? Gue Cuma pengen bisa ngomong kya dulu lagi sama Krisna. Udah itu aja.
Eh, pas mo balik lagi ke bus, temen-temen pada ngajakin foto sama hantu vredeburg. Ada pocong, mummy sama zombie gitu. Seru dehh..

Foto yang pas dipinggir jalan, foto yang di Goa Pindul, foto yang sama pocong, gabisa gue upload di blog, ukurannya kebesaran. Tiap kali gue aplot, eror trus not responding trus googlenya keluar-keluar sendiri. Tapi udah ada yang gue aplot di twitter kok.

Akhirnya, diperjalanan pulang gue masih kepikiran dan rasanya emang udah nyerah dan angkat tangan buat ngadepin sikap dia. Malemnya dibus gue duduk sama Nano, lumayan dapet temen ngobrol. Tapi pas gasengaja aku tengok belakang, Krisna ada dibelakang lagi maen hape gitu, tapi gua cuek aja, gak peduli lah. Ngemil bentar, musikan, ketiduran, sampe rumah langsung tidur lagi.

Oke fix!! Waktu gue masuk sekolah, tiba-tiba gue kepikiran sehari di Yogyakarta kemaren. Gue nyesel banget! Sumpah! Nyesel gara-gara nggak bawa kamera SLR. Bayangin coba! Terakhir sama temen-temen PASSUS, di Yogyakarta, kota impian gue, dan gue ngelewatin Bukit Bintang yang juga impian gue itu. Nyesel senyesel-nyeselnya orang nyesel!!

Gue bayangin, waktu di Jogja gue berdua sama Khos kan muter keliling kemana-mana tuh, nglewatin alun-alun, keraton, kan bisa hunting-hunting sendiri tuhh. Gue juga baru inget, sebelumnya gue pengen foto di Jogja buat foto PP sama foto ava twitter gue, bahkan bisa buat foto blogger gue. Tapi, penyesalan emang selalu datang diakhir bukan??

Dan sampe sekarang gue masih agak nyesel…
Siapa yang bisa ngilangin penyesalan gue???

Well, sehari di Yogyakarta kemaren ada kenangan tersendiri dihati gue. Yang paling gue inget dan gak akan pernah gue lupa, ketika gue melihat dengan jelas Bukit Bintang dengan mata kepala gue sendiri. Dan suasana malam hari di Malioboro yang buat gue tersenyum menyakitkan.

Thanks for Memories of  Yogyakarta when it hurt me. :’)


Selamat siang musim dingin...

Gue sendirian dikelas, mencoba nenangin diri gue. Seenggaknya gue bisa nulis diblog ini. 
Lo pernah ngerasain jatuh nggak? Bukan jatuh dari sepeda motor ato jatuh kepleset kulit pisang.
Tapi jatuh saat lo kaya udah gabisa punya harapan lagi. Jatuh yang bener-bener sakit tapi gaberdarah. Jatuh yang membuat lo diam, merenung, ngelamun. Dan hal ini pun terulang lagi. 

Gue jatuh dari kehidupan yang udah banyak ngasih gue harapan dan keyakinan. Tapi semua itu dijatuhkan dengan kalimat sederhana dari ortu gue. Bukannya gue nyalahin ortu gue, tapi emang sikon tidak mendukung. Tapi kalimat ortu gue itu cukup membuat gue sakit hati (banget). Seolah menghancurkan semua harapan dan impian gue. Apa yang gue tulis ini juga bakal sia-sia kok. Toh akhirnya gue nggak kuliah, cuma jadi pegawai biasa.

Rasanya semua yang gue lakuin selama ini udah sia-sia. Gue ikut PKS, PRAMUKA, PMR, nulis puisi, cerita, dan yang lainnya itu udah gaada artinya lagi. Banyak banget impian gue. Mulai dari dikasih harapan buat jadi polwan sama pakdhe gue, jadi guru gara-gara gue suka dan ada niatan dari diri gue, jadi penulis gara-gara gue suka nulis puisi, cerita, pengen buat novel juga, trus yang terakhir gue punya impian kaya gini. Dulu gue pengen jadi guru, sambil nulis buat novel gitu, trus dirumah punya usaha besar gitu. Pengen banget. Tapi... gue bisa apa??

Kalo jadi guru, gue pengen jadi guru Sejarah, soalnya sejarah ya itu-itu aja, enak juga bisa buat cerita. Kalo nggak ya jadi guru Sastra Indonesia, kan enak bisa belajar buat cerpen, novel, trus paham ejaan dan cara-cara membuat naskah apa kek gitu. Trus yang terakhir pengen jadi guru Bahasa Jepang, gara-gara keseringan nyapa pake Bahasa Jepang trus liat di UNDIP ada fakultas Bahasa Jepang. Tapi yaa gitu dehh. itu mah cuma impian yang belum terwujud aja.

Maka dari itu gue pengen ngelampiasin kejatuhan gue buat keluar sama temen-temen. Tapi tetep aja dimarahin mulu. Pengen balik lagi ke Jogja. Pengen banget. Bisa hunting disana kek, suasana Malioboro yang ngangenin, ato nggak nyari kenalan baru. Yahh, kagak mungkin lah...

Mungkin juga boleh..  

Yaudah lah dijalanini aja. Toh jadi penulis harus pinter kan, tergantung. Ntar kita lihat nanti kedepannya kek gimana. Semoga aja lebih baik dehh. Aminn...

Eh bentar. Trus gue mikir gini, kalo gue nggak kuliah, siapa mau sama gue. Sedangkan zaman sekarang udah pada ngelihat kepinteran, fisik, dan apalah itu. Jadinya gue pengen nyanyi..
"Selalu hanya gadis cantik saja yang akan dipilih menjadi nomor satu. Please please please oh baby..." , hahahaha lagunya JKT48 tuh yang judulnya Sambalado. :D


Oke fix! Gue mencoba strong. So, emang gue strong kok. Nyatanya gue pernah ngangkat kursi ruang tamu gue :v. Hehe, gue mencoba tersenyum didepan teman-teman gue. Gue mencoba setegar mungkin. Khasnya cewe kalo ada masalah kan bilang "gapapa, kok". Wekawekaweka :D

Yadeeehhh...     Semuanya udah ada yang ngatur kok. Tinggal usaha, ikhtiar, doa, dan tawakkal kita dikencengin. 

Eh akhir-akhir ini gue baper mulu. Yoi, banyak permainan -_-
Kagak! Bawa perasaan keleus!!
Dikit-dikit kalo ada yang nge-chat ato nge-DM gue, kalo ada kemistri antara gue sama dia pasti gue baper. Hahahaha :D

Parah kebaperan gue, tapi gak semua orang gue baperin kok. Gue nyadar kalo gue baper dan gue ditakdirin cuma jadi pemuja rahasia aja. Tapi kayaknya pemuja rahasia udah basi bagi gue. Mending gue langsung to the point aja kalo seandainya gue suka sama orang. Bukan nembak kok, cuma ngungkapin perasaan aja. Yah, kalo lagi sendirian, ada kemistri, ngerasa nyaman, mo gimana lagi coba?? Haha :D 

Tapi gue sadar banget kalo ke-baper-an gue cuma ketertarikan sesaat aja. Paling cuma mampir doang, trus ditinggal nyari tempat yang lain deh. Hhaha emang terminal apaaa?? Tapi gue seneng, seenggaknya ada orang yang ngisi hari-hari gue.

Eh gue baru nyadar, ternyata gini ya rasanya kalo lagi galau dicampur baper. Anget-anget gimana gitu rasanya apalagi kalo pas musim hujan kek gini. YUUUUHHHHHHHUUUUUU..!!!!!

  Minggu depan temen gue ngajak gue ke Jogja (lagi). Yaiyalah gue pengen banget, tapi sampe sekarang gue belom megang duit sama sekali. Apalagi ke Jogja yang kemaren agak nyesel, ini ada kesempatan tapi....

Kayaknya setiap paragraf gue ada kata tapi mulu yaaahh?? Hahaha :D

So, sekarang gue udah enjoy dengan kehidupan gue. Dapet kenalan baru, baper, galau, seneng sama sahabat, dan bla bla bla bla bla.....

Yasudahlahh... gatau kenapa ke-baper-an gue bikin gue nyaman banget :D 
Tapi siapalah gue, cuma gini orangnya. Cewe berkacamata, item tapi manis, punya lesung pipi, yang pengen jadi penulis tapi kehidupan sangat miris. Gue juga plin-plan orangnya, selalu menyemangati orang lain biar gue juga disemangatin tapi orang lain gak peka. Selalu buat tersenyum dan ketawa orang lain biar dia ngerti kalo sebenernya gue yang butuh dihibur sama mereka, tapi mereka gak peka. Selalu nolong orang lain tapi kalo ditolong orang lain malah ewoh. Gue apa adanya.

Oh iya, udah hampir taun baru yaa?? Banyak wish ditahun kemaren yang belum sempet gue buka dbuku diary. Banyak wish juga ditahun ini yang Insaallah gue wujudin.

Udah dulu yaa, mo ngedit cerita gue dulu..
Cukup dibaca aja kok. ;;)    

Sahabat Selamanya


Jum’at, 17 Oktober 2014

Setelah berdelusi dan berbasa-basi tentang jalan-jalanku dengan Sasa, akhirnya hari ini aku berniat untuk melaksanaknnya. Dengan baju putih dan kerudung merahku, aku bergegas kerumah Sasa. Sejenak kami berpikir tentang agenda malam hari ini, dan aku berniat untuk mengajak Yosi. Sepanjang perjalanan, kami terus bercengkrama tentang hal apa saja yang ingin kami ceritakan. Sasa sangat bahagia bisa keluar mala mini denganku, begitupun aku.
“he sa, aku seneng banget bengi iki og”
“podo sil”
“kw ngeniki ax dewean ng omah sa, sng muni jangkrik ntok, eh tivi nding sing muni”
“hahaha heeh og pong, aku lho gatau lungo2 mbe anis kyo ngeniki”
“hala genah tau tuku gorengan ngnu kok”
“tuku gorengan, pong. Yo batinku tuku2 makanan anak muda”
“hahahaha pakanan anak muda opo tah, sa? Rumpu muda??”
“hahahahahahahahahahhahahhahahah”
“hahahhahahahahah aku lho kudu ngguyu kw, sa..”

Kurang lebih seperti itu percakapanku dengan Sasa. Sesampainya dirumah Yosi, aku lalu menelponnya. Dua kali nada sambung, tiga kali nada sambung dan akhirnya diangkat..
“halo, yos..”
“halo, sil.. ono opo eg??”
“aku iki ng ngarep omahmu eg..”
“he? Ono opo?”
“heh gapopo westah metu”
“oh yoyo sek sek”
Selang beberapa menit kemudian..
“sil, mlebu, sil..”
“ssst meneng sa meneng”
“sil??/”
(yosi keluar memakai baju oblong dan membawa bantal dan habis mandi)
“hhiiii sasa silvi.. mlebu kene lho sa..”
“hhaha he yos, kw ono acara tah gak?”
“kapan?”
“yo bengi iki aa..”
“he tapi motorku digwo lungo bapakku eg, anane motor gede”
“bapakmu metune lagek yos??”
“heeh lagek”
Selang bebrapa detik kemudian..
“eh iku nding wis teko, yok metu hahaha”
“yowes aku tak salin ndipek yaaa”
“iyohh”
“he enteni lho sa, sil”
“iyo iyo…”
Sementara yosi ganti baju, aku dan sasa berselfie ria hahahahaha
Ckrek ckrek ckrek suara jepretan hapenya sasa
Hahaha :D
Dan blablabla, setelah merencanakan akan pergi  ke cafĂ© yang diatas azzahra itu. Akhirnya otewe kesitu.. dan pesan capcin dan spaghetti.. syalalala sambil menunggu pesanan, kami bertiga berselfie2 ria lagi dan bercerita tentang teman2. Tentang cara fotonya, dan blablablabla..
Pesanan pun datang, dan kami berselfie2 ria lagi hahahahahaha :D tiga gelas capcin dan tiga piring spaghetti ispa disantappp.. tapi spaghettine nneekkk *hoex :D
Sambil makan pula, kita masih sempet ngobrol ini itu dan blablablabla.. trus nentuin tujuan yang entah kemana.. trus udah makan dan minum dan ngobrol. Akhirnya jeje. Awalnya mau ke lapangan tapi gajadi karena banyak terongterongan :v akhirnya lurus aja sampai kecobaan. Diperjalanan, aku dan sasa masih berbicara ini itu, tentang fando yang katanya julana baju, trus tentang yosi..
“he sa iki ring ndi eg sa?”
“Gareti angger anut yosi si”
“he sil bjal mlinguko kanan jalan tah, fando iku ncen dodol klambi noh?”
“ohh, sng munimu kw tau reti fando iku?”
“heeh”
“hoo iku motore og sil”
“heeh iku motore eg sa,, tapi gaono wonge.”
“tapi kok gaono wonge..”
“he sa.. iku yosi pe rnh ndi tah sa? Hahah”
“hahaha lhamboh sih..”
“he ikulho yosi ganduwe knco ngjak ngmong sa.. hahaha angger ngetelek dewean”
“hahahhaha……”
“he yosi… wwkwkkwkwwkkckckckck”
“hahahahwkwkwkwkckckkk”
“ngnu tah malah mandeg eg.. hahahhahah”
“hahahhha wkwkwwkccckckckk”
“hhe opo eg sil???”
“hahahhahhackckckckckwkwkkwkwwk”
“hahahhahahawkwkwkkwckckckck”
“hhe ono opo tahh??”
“kw ki ape rng ndi tah yos??”
“he lhamboh sihh”
“hahahahckckckck heh kne iku….”
“hahahhahackckckckkcwkwkkwkwk”
“hhaha tak kandani, kne iku mlah kyo cabe-cabean terpisah yang gatau arah tujuan entah kemana hahahhahaha”
“ahahhahahah”
“he cabe-cabena kan wng telu sih? Lha kne iku terpisah sng mlaku2 sng gareti arah tujuane.. hahahahah”
“hahahhah lha piye tah pong,, kw ndx mau reti ng lapangan akeh ccalanang?”
“lhamboh sihh peteng og”
“lha kw sil?”
“lhamboh, mripatku gaketook og..”
“ws ayo mblake wae nek ngnu ng lapangan, paling ag mek sitik sihh”
“yowes kw sing ndisiki yos,,”
“aku ndipek? “
“Yo kw kan wng bangsri sih…”
“yooo..”
“rame eg yos, nek ngeniki carane yo lebare jam songo..”
“hoo malah kene ndisek aa, eh gak njarak eg yos,,”
“hahahahha”
“hahahahah”
“ws ayo sa nyabrang..”
Dan blalablablablablablabla…………………………………………
Sampai dilapangan lanjut cerita2 lagi tentang teman, flashback prasasti, dan kisah percintaan *ciyeh..
Hahaha…….
Dan malah ketemu pak kamto yang kita purapura gatau.. hahah dasar murd durhaka!! :3
Dan akhirnya pulaaaaaanggg…………….
Oiyah waktu dilapagan cerita tentang salsa, yehezkiel dan yosi, uang kas dan tentang kelas, tentang dikucilkan gapunya temna, tentang prasasti dulu, yosi aku sasa, dan blblblalablabalbaal. Masih bnyak lagi yang lainnya ……….
Mlam yang sungguh indah dengan sahabatsahabta tercinta,….
Ahh AKU SAYANG KAMU SAHABAT SAHABATKU…..