Penyesalanku
Jum’at, 13 Juni 2014
Seusai pulang sekolah hari ini, ku sempatkan untuk
membaca novel ‘Marmut Merah Jambu’ karya Raditya Dika diperpustakaan sekolah.
Sekaligus untuk menenagkan diriku ditempat tersebut. Dua bab sudah kubaca,
akhirnya aku berniat untuk pulang kerumah. Sambil menunggu jemputan didepan
sekolah. Aku melihat lalu lalang kakak kelas yang sedikit melukis senyuman
dipipiku. Terlihat kamu yang mengendarai motor bersama temanmu itu.
Awalnya tadi saat masih dikelas, aku melihatmu dengan
tas jinjing laptop warna hitammu itu dengan seragam putih abu-abu yang kau
kenakan yang selalu memikat mata ini untuk memandangmu. Detik demi detik
berlalu. Menit demi menit pun berlalu. Sampai aku mendapat balasan pesan
singkat bahwa aku akan dijemput. Saat itu pula kamu berlalu kesana kian kemari
mengendarai vario putihmu dengan salah seorang teman dekatmu itu.
Duduk, diam, termenung, sendiri. Hanya aku dan satu
temanku yang juga menunggu untuk dijemput. Ketika pada akhirnya kamu mengantar
pulang temanmu kerumahnya yang hanya berjarak beberapa meter saja dari sekolah.
Sampai pada akhirnya kamu menghampiriku dengan motor vario putih dan helm
hitammu itu. Mengajakku untuk pulang bersamamu. Tapi.. Sungguh! Aku adalah
manusia terbodoh didunia! Bukannya menerima malah menolak ajakannya itu. Mau
bagaimana lagi kalu aku sudah dijemput, yang ada malah menambah masalah lagi.
Percakapanmu yang membuat detak jantungku berhenti sekejap seraya menatapmu
dalam-dalam.
O : “Ayo pulang sama aku.”
S : “Apa, kak?”
O : “Rumahmu Wedelan kan?”
S : “Iya”
O : “Lhaiya, ayo tak anterin”
S : “Aku udah dijemput eg, kak.”
O : “Oh, yaudah.”
Sungguh! Bodoh! Tolol! Sebuah kesempatan yang sangat
kusia-siakan. Setelah berdialog denganku, kamu juga menawarkan kepada temanku
untuk kamu antar pulang, tapi temanku juga sudah dijemput. Aku.. Aku.. Aku
ingin menjerit keras dengan lantang
bahwa aku ingin duduk dibelakang motormu itu, Kak Okky!!!!!! Aku menyesal!
Sungguh! Sangat teramat menyesal! Menyesali perbuatan yang telah menyia-nyiakn
kesempatan itu. Bukankah kesemapatan tidak datang dua kali? Apalagi pada saat
seperti tadi. Ah.. Bodoh bodoh bodoh!! Seharusnya aku tidak menyia-nyiakan
kesemapatan tadi! Menyesal senyesal nyesalnya orang menyesal.
Sesampainya dirumah, aku pun menjerit, meronta
seperti orang gila. Menyesal dan menyesal. Andai aku punya mesin waktu, pasti
akan kuulangi waktu tadi, aku tidak akan meminta jemputan dan aku akan pulang
bersamamu. Seorang aku dan kamu berada
disatu kendaraan. Sebuah hal yang paling bersejarah bagiku.
Tapi apa daya, semua hanyalah penyesalan semata.
Penyesalan memang selalu datang diakhir bukan?? Ah~
Yasudahlah…………………………………………………………………………..
Dari seseorang yang
sangat menyesali perbuatannya siang ini
Aku.