Kamu
Berbeda Dari Yang Lain
Senin, 16 Juni 2014
Untuk seseorang yang
selalu melukis senyuman di wajahku
Hampir satu tahun kita bersama, tapi aku masih belum
bisa menterjemahkan perasaan apa yang kupendam saat ini. Kamu berbeda dari yang
lain, yang belum pernah meneteskan airmataku sepercik pun, yang selalu melukis
senyuman diwajahku, yang selalu menemaniku disetiap pijakan langkah
kakiku, dan aku berharap aku tidak salah
memilih kamu sebagai pundak untukku bersandar dan sebagai tubuh yang dapat
kupeluk saat aku merasa kesepian. Tapi mengapa tetap saja hatiku menentang
untuk semua itu. Kamu terlalu cuek sehingga aku lebih memilih menyerah untuk
memperjuangkan dan menunggumu.
Tuan, aku tepat berada didepan matamu. Tapi mengapa
kamu tidak bisa merasakan getaran hebat yang terjadi didalam hatiku? Apakah
kamu memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Setelah apa yang kita lakukan
selama ini? Kita berada disatu kelas, kita berada diorganisasi yang sama, dan
kita selalu bersama. Kamu. Ya, cuma kamu yang selalu membuatku tertawa dengan
tingkah konyolmu itu. Menjahiliku dengan tingkah lucumu, dengan bisikan lembut,
dan dengan pesan singkat yang selalu membuatku tersenyum diam-diam. Taukah
kamu, disaat kamu dulu yang melayangkan pesan singkat keponselku, cukup
membuatku lompat kegirangan. Seorang kamu mengirimkan pesan singkat terlebih
dahulu sebelum aku?
Aku sendiri tidak dapat menyangkal. Sifat cuekmu itu
cukup membuatku tergila-gila padamu. Ya, aku suka dengan orang cuek seperti
kamu. Diantara dia, dia, dan kamu, kamulah yang masih kuselipkan dalam setiap
kenyataanku, bukan mimpiku. Dulu dan sampai sekarang saat kumpul untuk
organisasi yang kita ikuti bersama, kamu pun memulai dengan menjahiliku dengan
berbagai akal dan jurus yang selalu membuatku semakin dekat denganmu. Terlebih
disaat kamu menghampiri ke tempat dudukku dan kita berada dalam satu meja.
Terkadang bahu dan kaki kita bersentuhan yang semakin membuatku merasa nyaman
berada didekatmu. Sungguh! Aku merasakan kenyamanan yang teramat sangat luar
biasa saat berada didekatmu. Aku tidak ingin jauh darimu, aku ingin kamu selalu
berada disampingku. Mungkin bagimu aku terlihat biasa saja –diluar, tapi,
didalam aku sangat ingin bersandar dipundakmu dan memelukmu erat-erat sambil
berbisik bahwa aku menyayangi dan merasa nyaman berada didekatmu.
Disetiap percakapan kita melalui ponsel, aku selalu
mencoba mengungkapkan perasaanku lewat perhatian dan kecupan kecil berbentuk
tulisan. Dan aku selalu berharap bahwa kamu juga akan membalasnya dengan kata
sayang dan kecupan mesra meski berbentuk tulisan. Tapi semua itu hanya sebuah
delusi.
Tidak banyak kata yang dapat kuungkapkan untuk
mewakili perasaanku ini. Aku selalu merindukanmu terlebih disaat kamu tidak ada
disampingku. Rindu ini membunuhku secara perlahan, terkadang juga diiringi
dengan kecemburuan dalam hati ketika aku melihat kamu dengan yang lain. Aku
merasa sakit didalam, aku pendam. Tak apa, kamu lebih banyak mengukir senyuman
diwajahku dibanding meneteskan air mataku setetes pun, atau mungkin malah tidak
pernah sama sekali. Setiap kita bertemu, setiap kita berdekatan, aku mencoba
mengungkapkan lewat tatapan mata. Wajah lugumu, hitam manis, desah suaramu, dan
tingkah lucumu yang semakin membuatku merasa nyaman dan sangat dekat denganmu.
Aku ingin kamu segera sadar, aku ingin kamu
mengerti, aku ingin kamu peka. Mengapa disaat dia berada disampingku kamu malah berada
disampingnya, tidak melindungiku. Bahkan disaat tangannya merangkul pundakku
kamu hanya terdiam. Aku ingin kamu, bukan dia! Aku ingin kamu yang menggenggam
tanganku, bukan dia! Aku bisa merasakan dari tatapan mata dan semua (yang sering kusebut)
perhatian lewat pesan singkatmu, bahwa kamu juga memiliki perasaan yang sama
denganku. Bolehkah jika kusebut perasaan ini sebagai “cinta”? Atau perasaan ini
hanya ketertarikan sesaat?
Andai aku dapat membaca pikiranmu, pasti aku akan
memutuskan untuk lanjut mencintaimu atau berhenti memperjuangkanmu. Aku
menyayangimu, Maul :*
Dari seseorang yang
selalu merasa nyaman berada didekatmu
Aku.